Minggu, 14 Desember 2008

Mengikuti Panggilan Tuhan Yesus

Latar Belakang Panggilan Tuhan
Tanggal 21 Agustus 1986 adalah awal perubahan atas hidup saya. Pada waktu saya sedang duduk santai menunggu waktu berangkat ke Diskotik kira-kira jam 21.00 WIB, tiba-tiba ada suara yang berkata kepada saya “Hai anakKu dimana arti hidupmu yang sesungguhnya?” Suara itu berulang-ulang sebanyak tiga kali. Kemudian suara itu berkata “Aku adalah Yesus Juru selamatmu”. Pada waktu yang bersamaan tiba-tiba saya mendapati diri mental dari tempat duduk saya, sudah di lantai namun dalam sikap berdoa kira-kira tiga meter dari tempat duduk.

Spontan keluar dari mulut saya: Kalau Tuhan menyembuhkan penyakit saya, penyakit kelamin, saya akan menyerahkan hidup untuk melayani, tapi bila bila Tuhan tidak menyembuhkan penyakit saya, saya akan hidup seperti semula, hidup dalam dosa.

Suara itu kembali berkata “Bacalah Yohanes 5:14”. Kemudian saya mengambil Alkitab dan membaca Firman “Jangan berbuat diosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”.

Pada saat itu saya masih berdebat, berargumentasi sama Tuhan. Saya berkata, „Tuhan saya tidak lumpuh, saya sehat dan dapat berjalan“.

Seolah-olah Tuhan sedang menghina saya bahwa saya lumpuh seperti si orang lumpuh dalam Yohanes pasal 5 tersebut. Itulah perasaan saya dan menganggap Tuhan itu jahat dan tidak punya belas kasihan. Yang hanya menyalahkan saya saja.

Tapi Tuhan sangat mengasihi sehingga dengan sabar memberikan pengertian tentang arti Firman itu buat saya. Secara jasmani saya tidak lumpuh, tapi kehidupan rohani saya sakit dan lumpuh sehingga saya terombang-ambing dengan tawaran dunia bahkan terjerumus masuk kedalam dosa, membuat saya jauh dari Tuhan.

Tuhan berfirman kembali dari kitab Yunus dan saya membaca seluruh isi kitab itu. Tapi itu belum membuat saya bertobat. Saya measih terus berargumentasi dengan Tuhan bahwa saya bukan Yunus. Saya Marlo Aipassa, orang Ambon Indonesia asli. Yunus itu orang mana, suku mana, jangan samakan saya dengan Yunus.

Tuhan kembali berfirman: „Anakku, kamu ingat 3 tahun yang lalu saya memanggil kamu menjadi hambaKu? Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Mat 28:19-20

Firman itu datang buat saya dan mengingatkan kembali panggilan 3 tahun yang lalu, yaitu tahun 1983. Ia berkata kepada saya selama 3 tahun saya berada dalam perut ikan paus dunia ini. Ada persamaan antara saya dengan Yunus. Yaitu 3 tahun sama dengan 3 hari. Seperti 1 hari sama dengan seribu tahun, 2 Pet3:8b.

Setelah saya mendapat pengertian tersebut, pada hari itu juga saya mengerti bahwa Tuhan sangat mengasihi, perduli dan punya rencana yang indah atas hidup saya. Yer 29:11

1 Pet 2:9 berkata: Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

- Terpilih adalah orang yang dikhususkan, ditetapkan dan dipercayakan

- Imamat adalah orang yang berdiri dan mewakili bangsa, jiwa-jiwa dihadapan Tuhan melalui doa supaya jiwa-jiwa menglaami pertobatan.

- Rajani adalah orang yang diberi otoritas untuk memnerintah, menguasai wilayah yang dipercayakan pada saya.

Meresponi Panggilan Tuhan
Tahun 1986
Pada saat itu saya mengambil keputusan yang tepat dan berkata kepada Tuhan: „Apapun, sekalipun Tuhan tidak menyembuhkan atau menyembuhkan penyakit saya, saya membuka pintu hati saya untuk menerima Tuhan Yesus tinggal dalam hidup saya selama-lamanya. Dan mulai hari itu, saya memiliki kerinduan akan Tuhan. Apa sebabnya? Karena saya sekarang ada dalam tawanan Roh dan dipimpin oleh Roh. Rom 8:14.

Saya merasakan kehausan dan kelaparan akan membaca Firman Tuhan, bersekutu dengan saudara-saudara seiman serta memiliki hati yang berkobar-kobar untuk memberitakan Injil.

Saya memutuskan untuk masuk sekolah Misi dengan satu tujuan dan tekad untuk dipersiapkan, diperlengkapi dengan nilai-nilai rohani yang berhubungan dengan Misi yang nantinya mengembangkan pelayanan di bidang misi.

Tahun 1987
Kis 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Tuhan menuntun dan memberi visi dalam hati saya untuk masuk dalam bidang misi. TujuanNya adalah memenangkan daera-daerah, pelosok-pelosok, desa, kampung dan pedalaman-pedalaman untuk mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Kis 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Bentuk awal pelayanan saya adalah pelayanan pemulung, gelandangan di Jakarta.
Tahun 1988
Saya diberi kesempatan dan kepercayaan untuk memberitakan Injil di Kalimantan. Suku Dayak dengan kampung-kampung yang saya layani antara lain Kampung Jonty, Brinangmayung, Klampai, Sungai Tapang, Damar dll. Rata-rata kampung-kampung tersebut masih primitif.

Kondisi daerahnya berat. Medan ditempuh jalan kakiyang menyita waktu 4 jam, 8 jam, 10 jam dan 12 jam. Kadangkala melewati lumpur, rawa sepinggang. Salah satu pengalaman yang berkesan melelahkan adalah waktu saya peri ke daerah Jonty dengan jalan kaki selama 3 jam diteruskan dengan jalan didalam lumpur selama 3 jam dan kembali jalan darat 2 jam masuk lagi dalam lumpur 3.5 jam perjalan keluar jalan lagi 4 jam baru sampai ditempat tujuan.

Kondisi lingkungannya sangat kotor, kondisi masyarakatnya tidak berpendidikan, belum mengenal sopan santun dan tidak berpakaian. Saat mereka diberi pakaian, mereka menolak dan menganggap itu sebagai sesuatu yang menjijikkan. Sebaliknya saya yang dianggap mereka telanjang.

Kondisi makanan juga parah. Saya mengalami pergumulan dan tantangan mengenai makanan yang dihidangkan. Daging dan ikan mentah yang disimpan dalam tempayan itu baunya sangat menusuk hidung saya. Puji Tuhan karena anugerah dan kekuatanNya saya dapat memakan hidangan itu dengan sukacita tanpa muntah. Hal itu membawa dampak bagi daerah itu.

Lalu kondisi kuasa kegelapan: Penyembahan mereka kepada dewa Jubata, artinya penyembahan pada pohon, batu dan tempayan didepan pintu sebagai penjaga rumah. Orang-orang di daerah tersebut yang dikenal sebagai tua-tua adat mulai mencoba ilmu sihir mereka.

Mereka melakukan sihir kalajengking. Kalajengking dikirim untuk membunuh anak pemilik rumah dimana saya menginap. Puji Tuhan, kuasaNya dinyatakan ketika anak tersebut diselamatkan pada saat saya berhadapan dengan kalajengking dan berdoa dalam nama Tuhan Yesus. Tiba-tiba binatang tersebut terbang. Padahal kalajengking tidak bisa terbang.

Saya memperkatakan Firman. Apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga. Mat 16:19.

Mujijat terjadi, kalajengking tersebut ditangkap serta dibakar dalam nama Tuhan Yesus.

Kemudian mereka menaruh racun dalam makanan dan minuman. Saat saya mau makan, tiba-tiba piring tersebut pecah. Saat yang sama juga saya minum air tapi mereka heran karena beberapa menit berlalu tidak ada reaksi dalam tubuh saya.

Kemudian mereka mengakui bahwa mereka sudah meracuni saya dengan hidangan makanan-minuman itu. Mujijat itu nyata.

Akibat tidak mempannya kuasa kegelapan mereka, jalan terakhir saya dibawa ke tempat pemancungan di tanah lapang yang disaksikan semua masyarakat desa. Algojo sudah siap dengan golok teracung ditangan untuk memancung saya, tapi tiba-tiba golok tersebut terlepas dan mental dari tangan algojo tersebut.

Golok tersebut hilang dan tidak diketemukan sampai sekarang.

Dengan peristiwa ini keluar pengakuan dari algojo yang berteriak dengan suara lantang bahwa ada yang memukul siku tangannya.

Saat itulah seluruh masyarakat dan kepala suku mengakui bahwa dewa saya lebih berkuasa dan kuat dari dewa mereka. Pertoabatanpun terjadi.

Kondisi Pertobatan
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 1Kor2:19

Melalui peristiwa yang terjadi, atas karya Kristus banyak jiwa-jiwa bahkan seisi kampung mengambil keputusan untuk percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Raja.

Buah dari pertobatan antara lain:
- Pola penyembahan berubah dari kegelapan kepada Tuhan. Mereka menyerahkan jimat-jimat, benda-benda unutk dibakar.
- Mereka mulai menerima dan memakai pakaian yang saya bawa. Selubung yang selama ini menutupi mata mereka terbuka sehingga mereka sadar sesungguhnya mereka telanjang.
- Pola makanpun berubah. Dari yang tidak pernah memasak makanan karena semua dimakan mentah, menjadi dimasak, direbus, digoreng.
- Pendidikan umum mulai dibuka. Warga setempat mulai menyerahkan anak-anaknya untuk masuk sekolah.

Kesimpulan dan Saran
- Melalui misi, Injil dapat menjangkau dunia. Dunia sedang mengalami Krisis iman, moral dan ekonomi. Dengan kebutuhan yang ada orang benar dituntut untuk menjadi garam dan terang dunia.
- Inilah saatnya gereja bangkit dari tidur dan menjadi gereja yang dipulihkan dan memulihkan.
- Hargailah kasih karunia yang Ia sudah berikan untuk kita
- Jangan bermain-main dengan keselamatan tapi jadilah gereja yang punya beban ilahi sekeliling kita.

Ayat referensi:
Yesaya 55:1
Mat 11:28-30

Kontak:
Pdp Marlo Aipassa
Jl Pramuka Sari I, no 21
RT 010 – RW 08 Kec Cempaka Putih
Kel Rawasari – Jakarta Pusat

HP: 0815.8668.8892 / 021.9160.1790
Email: marlo.aipassa@gmail.com